Kupandang langit malam terang
Tak ada atap rumah ayah tergantung
Aku bertanya pada sanubari yang terus mengenang
Kapan benag-benang waktu menggeretku pulang?
Bintang masih di situ, di tempatnya ia menggasing
Sementara awan terus bergerak menghalang
Mengangkat rumus-rumus kehidupan yang berlaga pandang
Mata membaca di antara duri-duri kaki yang mengangkang
Tak tercium pula asap dapur, hanya pada rokok sebatang
Asapnya membuncah pada silat bibir berbincang
Tak ada yang mendengar, hanya riuh ujung rokok mengerang
Terjungkal aku pada pelepah kasur, hari sudah terang
Aku ingin pulang
Djogja,
Mei 2013
Alfred
Tuname
Komentar
Posting Komentar