Dinding Kamar Kostku

Ada Kurt Cobain (NIRVANA) yang sedang menatapku dengan dingin. Menggiringku dalam tanya yang jauh nan dalam. Katanya, i hate my self dan i want to die. Sesosok mahluk yang kadang muncul bagai hantu. Seorang neurosis noogenic. Specter of Cobain.

Ada Race Against Machine. Pemberontak yang mengangkatku dari gelapnya kubur hidup. I am in this revolution but does rebellion ever make a difference? Belok KIRI jalan terus. Senada dengan El Che, viva o muerte? Hasta la victoria sempre!! Selam kemenangan selalu.

Sementara gambar-gambar Marx, Aquinas, Trotsky, Kant, Schopenhauer, Plato, Socrates, Habermars, Rorty, Ricour, Heidegger, Arendt, Derrida, Sartre, Agustinus dan Lacan seolah-olah menatapku sinis. Entah mengapa? Munkin karena apa yang ada dalam pikiranku hanyalah setetes air di tengah samudera.

Lalu potongaan-potongan gambar duplikat karya Leonardo da Vinci, Raphael, Orazio Gentileschi tertempel menghiasi dinding.

Dan Bendictus XVI terseyum pada setiap orang memandangnya. Ia memandang dunia dengan cinta yang universal. Ada dua rosario yang mengapiti corpus Salvator mundi yang tergantung pada salib dunia. Tuhan, apakah hari ini aku sudah berada di firdaus?
Jogja, 25 November 2009
Alfred Tuname

Komentar