tarian Tiba Meka









Tamu adalah raja. Kalimat ini telah lama dikenal. Di kalangan binis, kalimat tersebut dipakai untuk memanjakan setiap customer yang menggunakan jasa mereka. Costumer diperlakukan sebagai raja. Sebuah strategi bisnis yang baik dan profitable.
Setiap orang pasti senang jika diperlakukan sebagai raja. Perasaan itu ada bukan hanya lantaran perilaku yang dikesankan kepada mereka namun oleh privilege yang mereka dapatkan. Tanda bahwa mereka dihormati dan dihargai lebih.
Masyarakat Manggarai, Flores, NTT, memiliki kebiasaan pengahargaan terhadap tamu yang datang ke daerah meraka. Kebiasaan ini berkembang dan menjadi budaya yang melekat pada setiap insan Manggarai.
Tarian tiba meka merupakan tarian ungkapan selamat datang (welcome) kepada tamu dan sekaligus penghargaan terhadap tamu. Tarian ini biasanya terdiri dari beberapa putri cantik (enu molas). Mereka mengantarkan siri yang berada dalam tempatnya kepada tamu yang datang.
Ungkapan selamat datang dapat berarti penghilangan demarkasi atau keberjarakan relasi antara tamu dan tuan rumah. There is no you and I but we. Siri yang diberikan kepada tamu melambangkan kesamaan dan kesetaraan. Kita makan dari hasil bumi yang sama. Ungkapan penghargaan terhadap tamu dapat memberi makna bahwa mereka tidak lagi sebagai orang lain-athing (atau musuh (objek) yang harus diusir ketika zaman perang) tetapi sebagai sesama manusia, sesama berasal dari taman de Mori Jari Agu Dedek Tana Wa Awang Eta (Tuhan Yang Maha Esa).

Komentar